Kenapa Harus Bisnis Networking ?
Kamis, 10 April 2014
0
komentar
Networking ? Robert T. Kiyosaki
Ingin
mencapai kebebasan finansial / Financial Freedom ? Coba baca buku Robert T. Kiyosaki yaitu Cashflow Quadrant, yang isinya
membedah penghasilan seseorang dalam empat kuadran.
Kuadran Pertama, adalah
pegawai (employe) yang gandrung pada kebebasan finansial. Mereka bekerja
pada orang lain atau perusahaan. Misalnya, manager, direktur, Chief
Executif Officer (CEO) dan Vice President.
Kuadran Kedua,
Usaha sendiri (self employe) yang identik buat mereka yang punya
profesi yang relatif mandiri. Mereka bekerja untuk dirinya sendiri,
tidak tergantung pada orang lain. Misalnya dokter, notaris, pengacara
dan sebagainya.
Kuadran Ketiga, Pemilik usaha (business owner),
mereka punya bisnis sendiri, tapi tidak melakukannya sendiri. Mereka
menyuruh orang lain melakukannya. Mereka yang bekerja tidak pada sistim,
tapi sistim yang bekerja pada mereka . contohnya pengusaha, pemilik,
bisnis, yang pengelolaannya diserahkan pada orang lain, misal pengusaha
waralaba dan bisnis MLM.
Kuadran Keempat,
adalah investor, mereka biasanya pemegang saham dalam suatu perusahaan
maupun usaha. Mereka bukan bekerja pada uang, melainkan uang yang
bekerja untuk mereka. Jadi mereka tidak bekerja, karena punya
penghasilan yang disebut passive income.
Dari keempat kuadran itu, Robert
membagi menjadi dua sisi. Pertama, kuadran kiri (terdiri dari employe
dan self employee). Kedua, kuadran kanan (terdiri dari kuadran business
owner dan kuadran investor).
Di kuadran kanan ini, katanya setiap orang dapat membangun sistim
bisnis atau membeli sistim tersebut. Ia berharap jadikan sistim itu
sebagai “jembatan” yang aman melompat dari kuadran kiri ke kuadran
kanan.

Menurutnya, ada tiga tipe sistim
bisnis yang digunakan saat ini. Pertama, perusahaan tradisional, dimana
seseorang membangun sisitm sendiri. Kedua, franchises,
yang sistimnya dapat dibeli-memegang franchises. Ketiga MLM, yaitu
suatu sistim yang dapat anda beli dan menjadi bagian dari sistim
tersebut. Dari ketiga tipe itu, maka rekomendasinya pada MLM untuk
pindah ke kuadran kanan.
Kenapa pilihannya pada MLM ? Robert bercerita soal temannya, seorang milyader real estat,
yang menjadi distributor MLM. Padahal temannya itu dikenal tidak
membutuhkan uang. “Tapi ia begitu semangat, sehingga membuat saya kaget.
Saya bertanya, kenapa dia terjun ke MLM ?” tutur Robert pada majalah Network Marketing Lifestyle.
Ternyata jawaban sang teman
sungguh tak terduga. Dia ingin menolong orang lain mendapatkan passive
income, seperti halnya diperoleh di real estat. “Banyak orang bertanya
pada saya, bagaimana caranya memperoleh passive income di real estat.
Padahal mereka tidak punya latar belakang pendidikan seperti saya, juga
tidak punya modal tambahan untuk investasi di real estat,” tutur sang
teman. Dia percaya, MLM memberikan peluang pada masyarakat untuk
membangun passive income, sekaligus mendukung mereka belajar menjadi
investor profesional.
Karena itu, Robert akhirnya
maklum bila temannya atau masyarakat begitu tertarik kepada MLM. Sebab,
dibandingkan waralaba, modal yang dilontarkan bisnis ini relatif
kecil-hanya membeli starterkit untuk keanggotaan. Bahkan, Robert
mengistilahkan MLM itu seperti halnya membeli “waralaba” kepribadian,
mengingat muara dari bisnis MLM merekrut orang dan membentuk jaringan.
Namun, Robert mengingatkan, sukses di MLM ataupun salah satu di kuadran
kanan tetap bekerja keras dan antusias. Sebab ia telah meneliti beberapa
perusahaan MLM, baik mengenai produk, marketing
plan maupun rancangan pendidikan (training). Hasilnya? Robert
merekomendasikan untuk masuk ke kuandran kanan lewat MLM, kuncinya bukan
produk. Melainkan rancangan pendidikan yang ditawarkan perusahaan MLM.
“Saya melihat, ada beberapa
perusahaan MLM yang hanya tertarik menjual sistimnya kepada masyarakat.
Tapi ada juga yang mendidik dan membantu anda mencapai kesuksesan.”
Robert mengaku, dari hasil penelitiannya tentang MLM, menemukan dua hal
penting yang dapat dipelajari-pertama, mengatasi ketakutan, dan kedua,
bagaimana menjadi pemimpin.
Menurut Robert, sukses dapat
diraih, bila seseorang belajar mengatasi ketakutan terhadap penolakan,
dan cuek terhadap penilaian orang tentang Anda. Sebagai contohnya,
Robert menyebut ayahnya mendorong bekerja di perusahaan xerok selama
empat tahun. “Dorongan ayah saya ini, agar saya dapat mengetasi rasa
malu dan takut pada penolakan.” Jadi yang penting, janganlah mendengar
pendapat orang, melainkan pendapat Anda sendiri, kenapa melakukannya?
Lalu, pelajarilah bagaimana
orang sukses itu dapat memimpin bawahannya? Sebab, latar belakang,
merupakan hal tersulit dalam bisnis. “Saya sering menemukan pemimpin
alami, punya kamampuan interaksi dan memberi inspirasi kepada orang
lain. Ini merupakan keahlian yang tak ternilai yang dapat di pelajari.”
Menurutnya, transisi dari
kuadran kiri ke kuadran kanan, bukan sesuatu yang harus anda lakukan.
Melainkan apa yang Anda inginkan. Jadi, kata Robert, jika anda belajar
mengatasi penolakan, tidak terpengaruh oleh perkataan orang dan belajar
memimpin, akan menemukan kemajuan. Disinilah, rekomendasi Robert dalam
memilih perusahaan MLM, patutu disimak dengan baik-baik. Setidaknya,
bagaimana perusahaan MLM itu dapat membangun Anda tidak sekedar sebagai
sales. Tapi, lebih dari itu.
Berikut rekomendasinya :
- Pelajari track record yang terbukti sukses dengan sistim distribusi dan kompensasi beberapa tahun.
- Perusahaan MLM itu punya peluang bisnis yang diandalkan, terpercaya dan terbuka.
- Punya rencana, program pendidikan jangka panjang dalam mengembangkan membernya-peningkatan SDM ingatlah, percaya diri merupakan sesuatu yang vital dalam kuadran kanan.
- Punya program pembinaan yang kuat. Ingatlah, di MLM Anda ingin belajar dari pemimpin (leader), bukan penasehat yang telah berada di kuadran kanan yang menginginkan anda sukses.
- Punya figur yang dihormati, dan Anda nyaman bersamanya.
Nah,
jika kriteria itu terdapat pada perusahaan MLM, lalu lihatlah
produknya. Maklumlah sebagian masyarakat hanya melihat produk. Bila Anda
ingin menjadi sales, maka melakukan pengenalan produk menjual dengan
sendirinya. Dan soal produk yang berkuwalitas tetap berlaku pada dua
kuadran tersebut. Tapi, bila Anda ingin menjadi pemilik bisnis jangka
panjang, maka sistim, rancangan pendidikan dan masyarakat adlah hal
terpenting. Dan ingatlah perusahaan MLM sukse, adalah saat komitmen
waktu dan kerja keras Anda membuahkan passive income. Jadi ingatlah,
sekali membangun jaringan yang solid, maka Anda dapat berhenti bekerja
dan hasilnya terus mengisi pundi-pundi kekayaan, asalkan Anda punya
komitmen jangka panjang dan punya hasrat menjadi pemilik bisnis.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kenapa Harus Bisnis Networking ?
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://seratus-delapanlima.blogspot.com/2014/04/kenapa-harus-networking.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar